Friday, April 13, 2007

TERNYATA BAHASA INGGRIS SEMUDAH BAHASA INDONESIA (JOIN WITH OUR CLUB)

“Ternyata Bahasa Inggris Semudah Bahasa Indonesia”, Awalnya pernyataan ini mengundang tanda tanya besar “apa benar bahasa inggris yang bukan bahasa kita semudah bahasa indonesia”. Sekilas kisah dari perjalanan saya beberapa hari yang lau dengan seorang sahabat. Disebuah kantor dikawasan kuningan kami bertemu dengan seorang teman lama yang 10 bulan lalu tidak bisa bahasa inggris sama sekali, tapi hari ini saya lihat dia sudah seperti orang bule. Luar biasa memang, sayapun heran. Kok bisa begitu, bukannya saya sudah belajar bahasa inggris sekitar 2 tahun disebuah lembaga pendidikan yang cukup terkenal, kok belum pintar juga(kaciaan). Tapi jangan bilang saya bodoh lhooo. Saya sangat penasaran dengan system belajarnya, mungkin yang lagi baca blog saya juga penasaran yaa. Ada apa dengan bahasa ini. Tulisan ini khusus buat sahabat-sahabat yang nasibnya masih seperti saya hari ini, masih mencari pola belajar yang dahsyat, mmmm tapi juga buat yang udah pintar bahasa inggris harus berbagi dong dengan teman-teman kita lainnya.

Sebelum tulisan ini saya lanjutkan, saya ingin dengan pembaca menyamakan presepsi dulu, saya ingin bertanya dan jawab dengan jujur, Perlu ngak kita belajar bahasa Inggris ya, toh itu kan bahasa orang lain. saya menjawab perlu sekali. Kenapa, karena kita tidak memaksakan bahasa Indonesia menjadi bahasa international, English is international language, so we must learn it. Jadi yang menjawab tidak perlu sekiranya tidak begitu penting melanjutnya membaca tulisan ini, jangan marah lhooo. Tidak ada kata terlambat untuk memulai, saya akan coba melihat masa kecil dahulu kala, ketika pertama kali kita belajar (berbicara) bahasa Indonesia.

Setiap kita pernah melewati masa-masa kecil dimana bahasa Indonesia adalah bahasa yang baru. Kita belajar satu kata demi satu kata; kita, adik, keponakan, anak atau siapapun pada masa balitanya berjuang untuk belajar bahasa. Awalnya, belajar kata-kata yang lebih umum seperti, papa, ibu, umi, ayah, hanya beberapa kata, itu pun salah-salah. Orang-orang disekelilingnya akan membantu meluruskan dan bahkan menambah koleksi kata-kata baru. Kita tidak pernah ditertawakan, diejek, karena mereka tahu itu hal yang baru bagi kita. Nahhh ini satu hal lagi, pernahkan kita mengajarkan anak kecil untuk belajar tata bahasa (grammer), tentang kata sifat, kata kerja, subjek, prediket. Waah tidak bisa terbayangkan kalau kita memaksakan anak kecil belajar seperti ini, mungkin sampai umur 10 tahun ngak akan bisa berbicara. Nah kenapa anak kecil akhirnya bisa bicara, karena mereka selalu belajar dengan mengucapkanya setiap hari dan belajar tanpa menyerah, tanpa malu, tetap semangat walaupun salah.

Hari ini kitapun masih anak kecil, kitapun baru memulai belajar bahasa inggris (bahasa asing), kita mulai dari awal, satu kata demi satu kata, yes, no, hello, thank you. Kelemahan kita selama ini terlalu kwatir akan kesalahan, takut salah Grammar, takut ditertawakan orang lain, takut di ejek, salah kaprah memaknai sumpah pemuda “ bahasa Indonesia bahasaku” sehingga menjadi alasan yang telah tertanam dipikiran bawah sadar ini yang membuat kita sedikit jijik dan Lingkungan kita selama ini tidak mendukung, mereka hanya bisa mentertawakan, tapi tidak memberi solusi. Ini adalah virus yang harus dimusnahkan.

Masalah saat ini tidak adanya komunitas, atau lingkungan yang mendukung untuk belajar bahasa yang menurut teorinya tentunya harus digunakan setiap hari, bagi teman-teman yang sudah mengikuti kursus pun tetap toh ditempat kursus maupun dirumah masih menggunakan bahasa. Inilah masalah yang dihadapi ketita kita belajar tapi tidak digunakan, saya yakin teman-teman yang sudah sukses belajar bahasa inggris karena mereka menggunakannya dan berani salah then selalu memperbaiki.

Untuk anak umur 1 – 2 tahun, tentu memulai belajar kalimat yang sering digunakan setiap hari, berani salah, berani malu, untuk palajaran awal anak kecil akan belajar kata demi kata, yes, no, thanks, hello. Anak kecil yang baru belajar tidak kenal malu apalagi ditertawakan, tetap semangat walau salah. Day by day bahasa yang dipelajari akan lebih baik dan lebih baik.

Kami dan beberapa sahabat yang ingin belajar, ingin bisa bahasa inggris mendirikan English club yang beda. Club ini tidak seperti club lainya, anggota club hanya belajar lewat telpon dan internet. Untuk speaking akan dilatih lewat telpon dan untuk writing akan dilatih diinternet. Konsep baru dan hasil yang baru, 1 tahun kedepan anggota club telah mahir bahasa inggris, dengan syarat harus mengikuti pola belajar club ini. Konsep belajar club sedang disiapkan.

Bagi teman-teman yang tertarik untuk belajar gratis (Cuma modal pulsa telpon, jangan kwatir banyak kok pilihan operator telpon murah), dan teman-teman telah mahir bahasa inggirs so mau menjadikan club ini sebagai media untuk membantu teman-teman lain belajar. Kami tunggu komentar dan pendaftaran di daftar_englishclub@yahoo.com

Untuk 3 bulan pertama anggota club kita batasi 50 orang. so buruan daftar.

Club ini disponsori oleh : www.alizar-translation.com

Club ini akan membuka cabang disetiap kota diseluruh Indonesia

Monday, April 9, 2007

Ada apa dengan IPDN???

Remote TV baru saja saya ganti ke chanel Breaking News disalah satu Tv swasta. Wah.....Betapa kagetnya, dan diluar dugaan ternyata headline berita sore ini tentang kematian seorang calon praja cliff muntu yang dianiaya oleh seniornya di kampus IPDN(Institut Pemerintahaan Dalam Negri). Apa yang terjadi disekolah Ilmu pemerintahaan ini, selalu ada korban yang berjatuhan setiap tahunnya, benar-benar tidak bisa dimengerti. Mmmm, perut saya sedikit mual melihat rekaman video amatir dari tayangan bagaimana sesama pelajar di IPDN saling pukul, menendang, luar biasa.... ini lebih parah dari olah raga Smack Down yang penayanganya telah dilarang di tv swasta. “Yaach smack down maah telah dilatih setiap hari”. Ini langsung tanpa latihan, kelihatan mereka menahan sakit yang luar biasa. Kok begitu teganya mereka-mereka ini. Saya tidak sanggup lagi melihat tayangan ini, di institusi pendidikan malah menjadi ajang adu otot. Maaf sedikit emosi nich, apa yang diajarkan oleh guru-guru mereka. Praja adalah pemuda terpilih dari seluruh nusantara berubah menjadi bengis, kasar, penuh dendam.

Rasa kesal sedikit terobati setelah 8 praja telah ditetap menjadi tersangka dan dipecat dari Kampus IPDN sekaligus harus mengembalikan uang kuliah.Mereka akan diproses secara hukum dan tentu akan menerima hukuman. Agaknya kita harus bisa mengambil hikmah dari kejadian ini, bangsa ini sudah begitu letih, lelah dengan tingkah laku para “.....” . Kita begitu haus dengan sosok pemimpin yang bersahaja, peka terhadap penderitaan rakyat, mengerti apa yang ada dibenak rakyatnya. Ku rindukan sosokmu “Mohammad Hatta” akan hadir ditengah kekeringan suri tauladan di negri ini, yang pasti sosok ini tidak mungkin akan dilahirkan dari kampus IPDN saat ini. “Must Be Change”

Apakah bangsa ini akan berubah selalu harus dipaksa, lihat kejadian kecelakaan pesawat, kecelakaan kapal laut, kecelakaan kereta api, kejadian IPDN, kejadian-kejadian lainnya. Semua baru akan diubah jika sudah berjatuhan korban.

Malam ini Presiden telah membekukan sementara kegiatan internal kampus IPDN dan menunda selama 1 tahun penerimaan praja baru, Presiden juga membentuk team untuk men-setup ulang sistem kampus ini.”thanks Pak Presiden”. Semoga akan ada jalan keluar. Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Mari kita petik hikmah dari setiap kejadian